Rasa Haus Berlebihan hingga Sering Buang Air Kecil 11 Gejala Diabetes pada Anak-anak & Remaja

Berikut ini 11 gejala diabetes pada anak anak hingga remaja. Diabetes tipe 1 sangat umum terjadi pada anak anak, suatu kondisi autoimun dimana sel beta pankreas dihancurkan. Hal tersebut yang menyebabkan produksi insulin tidak mencukupi dan menyebabkan kadar gula darah tinggi.

Sementara, diabetes tipe 2 juga menyerang anak anak yang kemungkinan besar disebabkan oleh obesitas, namun prevalensinya lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Dikutip dari , menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2018, kejadian diabetes tipe 1 meningkat pada anak anak dan remaja, dengan sekitar 22,9 kasus baru per tahun pada anak anak hingga usia 15 tahun. Diabetes tipe 1 menunjukkan gejala dengan cepat dalam beberapa minggu, sedangkan gejala diabetes tipe 2 berkembang perlahan seiring berjalannya waktu.

Dengan begitu, orang tua harus mewaspadai gejala diabetes pada anak anak mereka, yang terkadang sulit terdeteksi. Polidipsia atau rasa haus yang berlebihan bisa disebabkan karena diabetes insipidus pada anak. Pada tipe diabetes ini, terdapat ketidakseimbangan cairan dalam tubuh yang menyebabkan rasa haus berlebihan, meskipun Anda baru saja minum beberapa menit yang lalu.

Poliuria sering diikuti oleh polidipsia. Ketika glukosa tubuh melonjak, ginjal memberi isyarat untuk mengeluarkan glukosa ekstra dari tubuh melalui buang air kecil. Hal ini menyebabkan poliuria, yang pada gilirannya menyebabkan kebutuhan yang berlebihan untuk minum air atau polidipsia.

Jika anak Anda selalu lapar, dan bahkan asupan makanan yang berlebihan tidak dapat mencukupinya, konsultasikan dengan ahli medis karena itu mungkin merupakan tanda diabetes. Tanpa insulin, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa untuk energi, dan kekurangan energi ini menyebabkan rasa lapar meningkat. Gejala lainnya adalah penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

Anak anak yang menderita diabetes cenderung kehilangan banyak berat badan dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini karena ketika konversi glukosa menjadi energi dibatasi karena produksi insulin yang rendah, tubuh mulai membakar otot dan menyimpan lemak untuk energi, menyebabkan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Nafas bau buah disebabkan oleh ketoasidosis diabetik (DKS), suatu kondisi yang muncul akibat kekurangan insulin dalam tubuh.

Hal ini dianggap sebagai gejala diabetes yang fatal pada anak anak. Dengan tidak adanya glukosa, tubuh mulai membakar lemak untuk energi, dan proses tersebut menghasilkan keton (asam darah). Bau khas keton dapat dikenali dari bau seperti buah pada napas.

Menurut sebuah penelitian, masalah perilaku pada anak diabetes lebih besar dibandingkan dengan anak non diabetes. Sekitar 20 dari 80 anak penderita diabetes menunjukkan perilaku buruk seperti melanggar pola makan, temperamen tinggi, introversi atau menolak disiplin dan otoritas. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti toleran terhadap penyakit, pengaturan ketat di rumah, perhatian ekstra terhadap saudara kandung yang normal oleh orang tua atau perasaan 'berbeda' antara lain.

Semua faktor ini dapat menyebabkan perubahan suasana hati, kecemasan, dan depresi. Kelelahan atau rasa lelah sepanjang waktu dapat dengan mudah diidentifikasi pada anak penderita diabetes. Seorang anak penderita diabetes tipe 1 tidak memiliki cukup insulin untuk mengubah glukosa menjadi energi.

Kekurangan energi justru membuat mereka mudah lelah atau setelah melakukan aktivitas fisik kecil. Prevalensi penyakit mata pada anak diabetes lebih banyak dibandingkan dengan anak normal. Gula darah tinggi merusak saraf mata dan menyebabkan masalah mata seperti penglihatan kabur atau kebutaan total jika diabetes tidak terkontrol setelah didiagnosis.

Gejala diabetes pada anak anak ini seringkali terabaikan. Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa infeksi jamur lebih tinggi pada anak anak dengan diabetes melitus tipe 1, terutama pada anak perempuan yang menderita penyakit tersebut. Mikrobiota usus merupakan faktor penting yang mencegah terjadinya penyakit autoimun seperti diabetes.

Ketika glukosa tubuh yang tinggi mengganggu mikrobiota, pertumbuhan mikroorganisme terpengaruh, yang menyebabkan peningkatan produksi yang berkontribusi pada infeksi jamur. Acanthosis nigricans (AN) atau penggelapan kulit biasanya dikaitkan dengan diabetes. Pada anak anak dan remaja, tempat umum AN adalah leher posterior.

Penebalan dan penggelapan lipatan kulit terutama disebabkan oleh hiperinsulinemia yang disebabkan oleh resistensi insulin. Gula darah tinggi dalam tubuh mengganggu fungsi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan peradangan, mencegah konversi glukosa menjadi energi dan menyebabkan berkurangnya suplai darah ke bagian tubuh. Semua faktor ini menyebabkan penyembuhan luka yang tertunda pada anak anak, hingga dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *