Anies Baswedan Mengkritik Kebijakan Pemerintah Perihal Subsidi Mobil Listrik
Anies Baswedan mengkritik kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi kepada mobil dan sepeda motor listrik. Kritik ini didukung oleh Piotr Jakubowski, CEO dari startup Nafas yang berfokus pada polusi udara. Melalui akun Twitternya, Jakubowski menyatakan bahwa Nafas adalah satu-satunya startup yang bergerak di bidang polusi udara, yang mendorongnya untuk menyampaikan pendapatnya terkait kritik Anies tentang mobil listrik.
Jakubowski menyajikan data pencemaran udara di Indonesia dan dampak dari elektrifikasi kendaraan bermotor untuk menjawab pertanyaan yang muncul dari wacana Anies. Data tersebut menunjukkan perbandingan antara kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak dan listrik terhadap polusi udara, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Breath.
Menurut Jakubowski, kendaraan listrik jelas memiliki emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan bermesin pembakaran dalam, bahkan ketika mempertimbangkan pasokan energi dari batu bara.
Sebelumnya, Anies Baswedan mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak tepat sasaran, yaitu pemberian subsidi kepada pembeli mobil listrik. Kritik ini disampaikan oleh Anies dalam pidatonya pada acara Pengukuhan Amanat Nasional.
Anies menyebut bahwa Indonesia memiliki banyak peluang, terutama di bidang lingkungan, dan pemerintah harus memastikan penggunaan sumber daya yang tepat untuk menghadapi tantangan lingkungan.
“Solusi untuk mengatasi masalah pencemaran udara bukan hanya melalui subsidi mobil listrik bagi pemilik mobil listrik yang sebenarnya tidak membutuhkan subsidi. Benarkah?” ujar Anies dalam pidatonya.
Anies menghitung bahwa subsidi yang diberikan kepada mobil listrik dalam penggunaan untuk mobil pribadi memiliki emisi karbon per kapita per kilometer yang lebih tinggi dibandingkan dengan bus berbahan bakar minyak. “Emisi per kilometer mobil listrik dibandingkan dengan bus berbahan bakar minyak. Mengapa ini terjadi? Karena bus dapat mengangkut banyak orang, sementara mobil hanya sedikit orang,” kata Anies. Selain itu, Anies juga mencatat bahwa pengalaman selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta menunjukkan bahwa mobil listrik pribadi tidak menggantikan mobil yang ada di garasi, sehingga jumlah mobil di jalan bertambah.
Hal ini menyebabkan kemacetan di jalan raya. Anies mendorong agar sumber daya digunakan dengan bijaksana, dengan mengarahkan sumber daya yang dimiliki negara melalui sektor yang memberikan manfaat nyata bagi banyak orang, bukan hanya untuk mendapatkan perhatian dalam perbincangan, terutama di media sosial.